Rabu, 08 Agustus 2012

Di Palopo, Anak SD Sudah Paham GSI PDF Print E-mail
Written by Ipunk Smile 
Wednesday, 08 Augustus 2012
Kami putra dan putri Palopo
Sayang ibu menjadi tekadku
Walau apapun jadi tantangan
Sayang ibu takkan luntur........
            
       Itulah sebait lagu dari Mars Gerakan Sayang Ibu (GSI) yang disuarakan anak-anak sekolah dasar kristen diakui Palopo, saat penulis melakukan peninjauan lapangan ke sekolah tersebut, untuk mengetahui tingkat sosialisasi GSI yang telah dipahami anak SD.
    Gerakan Sayang Ibu yang ada dikota Palopo memang memiliki ke kekhasan tersendiri. Inovasi terhadap program nasional ini dikemas lokal dengan melakukan berbagai kegiatan sosialisasi mulai dari anak-anak hingga orang dewasa.
    Gerakan Sayang Ibu di Kota bermotto “Idaman” ini juga berhasil meraih peringkat pertama tingkat nasional tahun 2009 lalu. Meski merupakan program turunan, namun kebijakan pemerintah kota dalam pencapaian zero percent tingkat kematian ibu, patut diacungkan jempol. Warga dan pemerintah kota bersinergi dengan harmonis untuk tetap mendukung gerakan ini.
    Beberapa langkah yang diambil daerah ini antara lain membentuk satgas GSI di mana ketua dan pengurus inti didominasi  kaum bapak yang berarti adanya pelibatan kaum lelaki dalam gerakan ini. Langkah-langkah lainnya adalah membentuk suami siaga, satgas GSI bekerja sama dengan pelatih senam untuk melatih ibu-ibu hamil, membentuk kelompok keluarga sadar hukum GSI yang anggota-anggotanya terdiri dari kelompok dasawisma, karang taruna, remaja masjid, dan remaja gereja.
    Pemerintah kota juga membentuk pengurus Komunikasi Informasi Masyarakat (KIM) guna mensosialisasikan sekaligus sebagai alat informasi GSI, membentuk ojek GSI dan becak GSI dalam bentuk kesepakatan bersama dalam mengantar ibu hamil.
    Selain itu warga setiap kelurahan menyiapkan kendaraan untuk ibu hamil sekaligus menjadi donor darah siaga. Bahkan Walikota Palopo H.P.A. Tenriadjeng dan jajaran pejabat kota lainnya melakukan siaran langsung menyebarkan informasi GSI di radio Acca, radio swasta lokal.
    Guna mendukung program GSI, sanro pun diberdayakan melalui kemitraan bidan dan sanro. Beberapa upaya lainnya adalah membentuk pondok sayang ibu, memasang brosur himbauan GSI di beberapa toko dan rumah makan, memasang kotak amal GSI di SPBU, dan kerjasama antara satgas GSI kecamatan, Kepala KUA, Ketua forum LPMK tentang program triangle lovely (kasih sayang tiga sisi) yaitu pelaminan menuju GSI.
Satgas GSI juga bekerja sama dengan Dinas Pendidikan tentang pemahaman dini GSI. Peran serta sekolah, terutama sekolah dasar, mendukung program GSI terlihat mengagumkan karena mulai dari pintu masuk sampai pintu kelas terpasang spanduk dan pamflet tentang GSI. Sebelum pelajaran di mulai para guru juga tidak lupa menjelaskan program GSI kepada murid.
    Kota Palopo juga sangat concern terhadap kesehatan. Dua prestasi terakhir yang berhasil ditorehkan kota ini di tingkat nasional adalah sebagai Kota Sehat dan Gerakan Sayang Ibu.
    Kota Palopo berhasil mendapatkan penghargaan Kota Sehat kategori Swasti Saba Wiwerda untuk kawasan permukiman, sarana dan prasarana umum, kawasan perkantoran sehat, kehidupan masyarakat sehat yang mandiri, serta kehidupan sosial yang sehat. Pemerintah kota juga memperkuat regulasi melalui terbitnya Perda Kota Sehat yang merupakan perda kota sehat pertama di Indonesia.
    Kota Palopo, yang dulunya menjadi pusat Pemerintah Kabupaten Luwu, mengembangkan pola pemerintahan yang berbasis pada pelayanan prima sebagai wujud good governance. Pelayanan prima akan melahirkan kemudahan yang bermuara pada hadirnya para investor dan pemilik modal di Kota Palopo.
    Dengan visi sebagai salah satu kota pelayanan jasa terkemuka di Kawasan Timur Indonesia, pertumbuhan perekonomian Palopo selama tiga tahun terakhir maju pesat. Ada banyak perusahan-perusahan berskala nasional, bahkan internasional yang berekspansi di Palopo.
    Pertumbuhan ekonomi tersebut memicu tumbuhnya hotel baik baru maupun renovasi hotel lama, ruko, rumah kos, warung internet, dan pertumbuhan kompleks perumahan. Investasi yang masuk ke Palopo beberapa tahun terakhir lebih banyak ke sektor properti berupa ruko dan perumahan.
    Munculnya usaha-usaha sektor jasa tersebut berdampak pada meningkatnya jumlah pedagang kaki lima yang kini telah berjumlah 11.000 pedagang. Belum lagi bertambahnya sektor UMKM dan koperasi yang hingga akhir tahun 2009 telah menjadi 12.000 pelaku. Hingga tahun 2009 jumlah izin usaha baru dan perpanjangan sebanyak 1.929 usaha dengan total investasi di atas Rp500 miliar.
    Perkembangan usaha jasa di atas tidak terlepas dari peran pemerintah kota yang banyak terlibat mulai dari memfasilitasi penyediaan lahan bagi investor, pengadaan task force sampai pada pembentukan Klinik UMKM Palopo (Kluppo). Dengan upaya-upaya tersebut, Kota Palopo berhasil memperoleh penghargaan South Sulawesi Investment Award 2009 kategori pemkot terbaik dalam pelayanan investasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar